Powered By Blogger

Sabtu, 17 Juli 2010

Penyebab Buang Gas

Buang Gas adalah tindakan melepaskan gas usus dari anus. Gas dalam saluran pencernaan hanya mempunyai dua sumber. Ia adalah udara yang tertelan atau ia diproduksi oleh bakteri-bakteri yang biasanya menghuni usus-usus, terutama usus besar (colon). Udara yang tertelan jarang adalah penyebab dari gas didalam usus yang berlebihan. Sumber yang umum adalah produksi gas yang berlebihan oleh bakteri-bakteri usus. Bakteri-bakteri menghasilkan gas (hydrogen dan/atau methane) ketika mereka mencerna makanan, terutama gula-gula dan polisakarida-polisakarida (contohnya, tajin, selulosa), yang belum tercerna sewaktu melewati usus kecil. Gula-gula yang umumnya dicerna dengan kurang baik (maldigested) dan terserap kurang baik (malabsorbed) adalah lactose, sorbitol, dan fructose. Lactose adalah gula didalam susu. Ketidakhadiran enzim lactase pada lapisan usus-usus, yang mana adalah ciri genetik, menyebabkan pencernaan yang kurang baik (maldigestion). Lactase adalah penting karena ia menguraikan lactose sehingga ia dapat diserap. Sorbitol adalah pemanis yang umum dipakai pada makanan-makanan rendah kalori. Fructose adalah pemanis yang umum dipakai pada semua tipe-tipe dari kembang gula dan minuman-minuman.

Tajin-tajin (zat tepung) adalah sumber umum lainnya dari gas usus. Tajin-tajin adalah polisakarida-polisakarida yang dihasilkan oleh tanaman-tanaman dan terdiri dari rantai-rantai yang panjang dari gula-gula. Sumber-sumber umum dari tipe-tipe yang berbeda dari tajin termasuk gandum, sejenis gandum (oats), kentang, jagung, dan nasi. Nasi adalah zat tepung yang paling mudah dicerna dan sedikit zat tepung nasi yang tidak tercerna mencapai usus besar dan bakteri-bakteri usus besar. Karena itu, konsumsi nasi menghasilkan sedikit gas. Berlawanan dengannya, zat tepung dari gandum (wheat), sejenis gandum (oats), kentang, dan, pada tingkat yang lebih sedikit, jagung, semua mencapai usus besar dan bakteri-bakteri dalam jumlah-jumlah yang besar. Zat-zat tepung ini, oleh karenanya, berakibat pada produksi jumlah gas yang cukup besar.

Zat tepung pada whole grains menghasilkan lebih banyak gas daripada zat tepung pada butir-butir padi murni. Jadi, lebih banyak gas yang dibentuk setelah memakan makanan yang dibuat dengan tepung whole wheat daripada tepung gandum murni (refined wheat flour). Perbedaan dalam produksi gas ini mungkin terjadi karena serat yang hadir pada tepung whole grain memperlambat pencernaan zat tepung sewaktu ia bergerak melewati usus kecil. Banyak dari serat ini dikeluarkan sewaktu pemrosesan whole grains kedalam tepung murni (refined flour). Akhirnya, buah-buahan dan sayur-sayuran tertentu, contohnya, kubis/kol, juga mengandung zat-zat tepung yang dicerna dengan kurang baik yang mencapai usus besar dan berakibat pada pembentukkan gas.

Kebanyakan sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung selulosa, tipe yang lain dari polisakarida yang sama sekali tidak dicerna ketika ia melewati usus kecil. Bagaimanapun, tidak seperti gula-gula dan zat-zat tepung lainnya, selulosa digunakan hanya sangat perlahan oleh bakteri-bakteri usus besar. Oleh karenanya, produksi gas setelah mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran umumnya tidak besar kecuali buah-buahan dan sayur-sayuran juga mengandung gula-gula dan polisakarida-polisakarida lain daripada selulosa.

Jumlaj-jumlah kecil dari udara secara terus menerus ditelan dan bakteri-bakteri terus menerus menghasilkan gas. Kontraksi-kontraksi dari otot-otot usus biasanya mengeluarkan gas melalui usus-usus dan menyebabkan gas dikeluarkan. Buang gas mencegah gas berakumulasi didalam usus-usus. Bagaimanapun, ada dua cara lain dimana gas dapat lolos dari usus. Pertama, ia dapat diserap melalui lapisan usus kedalam darah. Gas kemudian berjalan didalam darah dan akhirnya dikeluarkan melalui pernapasan. Kedua, gas dapat dikeluarkan dan digunakan oleh tipe-tipe bakteri tertentu didalam usus. Kenyataannya, kebanyakan dari gas yang dibentuk oleh bakteri-bakteri didalam usus dikeluarkan oleh bakteri-bakteri lain didalam usus.

Sumber : http://www.totalkesehatananda.com/bloating2.html

0 komentar:

Posting Komentar